Sunday, June 5, 2011

KOTA MALANG MASA KOLONIAL






DAFTAR ISI

BAB I      PENDAHULUAN
BAB II     KOTA MALANG MASA KOLONIAL
A.     Latar Belakang
1.      Asal Usul Nama Kota Malang
2.      Keadaan Geografis
3.      Arsitektur Kota Malang
B.     Perkembangan Kota Malang
1.      Keadaan Kota dan Perkembangan Pendudukk sebelum tahun 1914.
2.      Keputusan Politik Yang Berpengaruh Terhadap Perkembangan Kota.
3.      Perkembangan Kota Setelah Tahun 1914 dan Rencana Karsten
a.      Munculnya Kolonial dan Berkembangnya Kota Malang
b.      Jaringan jalan
c.       Keindahan Kota.
d.      Perkembangan Arsitektur 1914-1940.

BAB III   KESIMPULAN


PENDAHULUAN

Kota akan selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan sosial-budaya, ekonomi dan politik yang melatar belakanginya. Perencanaan dan perancangan kota sebagai pengendali perkembangan kota sebagai proses formal, membawa implikasi pola morfologi kota.

Kota sebagai “Urban Artifact” dalam perjalanan sejarahnya telah dan akan terus membentuk suatu pola morfologi sebagai implementasi bentuk perubahan sosial budaya masyarakat yang membentuknya. Morfologi kota merupakan kesatuan organik elemen-elemen pembentuk kota yang didalamnya mencakup aspek detail (bangunan, sistem sirkulasi, open space, dan prasarana kota), aspek tata bentuk kota/ “townscape” (terutama pola tata ruang, komposisi lingkungan terbangun terhadap pola bentuk disekitar kawasan studi); dan aspek peraturan (totalitas rencana dan rancangan kota yang memperlihatkan dinamika kawasan kota). 

Mempelajari pasang-surut perencanaan dan perancangan kota dapat dilakukan melalui studi morfologi kota. Studi morfologi merupakan studi mencari perkembangan bentuk, dalam hal ini bentuk fisik arsitektural kawasan kota. Perkembangan bentuk fisik kota terjadi melalui dua proses yakni; “proses formal” (melalui proses planning dan design), dan “proses organis” (proses yang tidak direncanakan dan berkembang dengan sendirinya). Dalam studi ini, bentuk morfologi yang akan dikaji adalah morfologi sebagai suatu proses formal. Morfologi kota terbentuk melalui proses yang panjang, setiap perubahan bentuk kawasan secara morfologis dapat memberikan arti serta manfaat yang sangat berharga bagi penanganan perkembangan suatu kawasan kota. Dengan mempelajari morfologi suatu kawasan kota, kiranya “Cacat Morfologis” suatu kawasan kota dapat terhidari karena proses belajar dari pengalaman kegagalan dan keberhasilan masa lampau merupakan salah satu “proses” pembentukan morfologi suatu kawasan kota. 

Perkembangan kota di Indonesia mempunyai kecenderungan menghilangkan ciri “identitas”-nya, sehingga kota-kota kita kehilangan karakter spesifiknya yang memunculkan “ketunggal-rupaan” arsitektur kota (Eko Budiarjo,1982). Hal ini disebabkan oleh diabaikannya aspek kesejarahan pembentukan kota sehingga kesinambungan sejarah kawasan kota seolah terputus sebagai akibat pengendalian perkembangan yang kurang memperhatikan aspek morfologi kawasan, demikian halnya dengan kota Malang. Sebagai kota yang berkembang dari cikal bakal kota kolonial Belanda, Malang syarat akan bentukan fisik (tata lingkungan dan bangunan), yang mempunyai nilai historis dan arsitektur yang dapat menjadi bukti pernah populer suatu mahzab tata kota dan arsitektur tertentu (masa kolonial) yang dapat diangkat sebagai karakter spesifik kawasan kota Malang. 

Unsur lingkungan alam kota Malang sangat dominan, serta bentukan lingkungan buatan (bangunan dan elemen tata kota) dan kehidupan masyarakat telah memeberikan citra spesifik kota Malang

Untuk lebih lengkapnya silahkan klik di sini
Photobucket
Ping your blog, website, or RSS feed for Free
Feedage Grade C rated
Preview on Feedage: nail-art-polish-2012 Add to My Yahoo! Add to Google! Add to AOL! Add to MSN
Subscribe in NewsGator Online Add to Netvibes Subscribe in Pakeflakes Subscribe in Bloglines Add to Alesti RSS Reader
Add to Feedage.com Groups Add to Windows Live iPing-it Add to Feedage RSS Alerts Add To Fwicki